Bagi seorang sales, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah sales pipeline. Salah satu elemen penting bagi sales yang dapat membantu meningkatkan penjualan perusahaan atau bisnis.
Tapi ternyata masih banyak sales yang masih kebingungan dengan sales pipeline dan bagaimana cara memaksimalkannya.
Dalam artikel ini, MiMe akan merangkum penjelasan mengenai sales pipeline, tahapan-tahapannya, hingga cara membuat sales pipeline yang benar untuk mencapai target penjualan.
Apa Itu Sales Pipeline?
Ingin Proses Penjualan Terasa Lebih Mudah?
Singkatnya, sales pipeline adalah sebuah gambaran dari proses penjualan yang dilakukan oleh tim sales.
Sales pipeline sangat dibutuhkan oleh sales representative dan sales manager, di mana sales pipeline berguna untuk mengawasi atau memonitor proses penjualan yang sedang berlangsung.
Menurut Pipedrive, sales pipeline adalah strategi penjualan yang terorganisir untuk mengawasi jumlah pelanggan potensial.
Dengan sales pipeline, tim sales akan lebih mudah memahami progres calon pelanggan hingga akhirnya mereka membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Sales Pipeline juga memudahkan tim sales dalam mengumpulkan prospek yang terjalin. Semakin banyak prospek yang didapatkan, semakin besar peluang produk atau jasa dapat terjual banyak.
HubSpot juga pernah meneliti bagaimana hubungan dari jumlah peluang dalam sales pipeline dengan pendapatan atau revenue. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa semakin besar peluang penjualan dari sales pipeline, semakin besar kemungkinan untuk mencapai target revenue yang diharapkan.
5 Tahapan Sales Pipeline yang Efektif
Kumpulkan Banyak Prospek Potensial Lebih Mudah
Sebagai sales, kira-kira ada 6 tahapan sales pipeline yang perlu Sobat MEA lakukan. Ini tergantung dari jenis bisnis yang dijalani.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah dan jenis tahapan seperti cara mencari dan menghubungi prospek.
Tapi memang ada 5 tahapan umum yang sering digunakan. Berikut uraian mengenai tahapan-tahapan sales pipeline tersebut:
1. Prospecting
Tahap pertama yang perlu dilakukan oleh sales yaitu prospecting. Ini merupakan tahapan pertama yang ada di setiap jenis bisnis.
Pada tahapan ini, sales harus menemukan orang-orang yang membutuhkan produk atau jasa yang mereka jual.
Tujuan prospect dari bisnis atau perusahaan ini berbeda-beda tergantung pada klien, produk, dan struktur organisasi bisnis.
2. Qualifying
Selanjutnya yaitu Qualifying atau Kualifikasi. Tahapan ini sangatlah penting karena sales harus dapat memiliki prospek yang tepat dan tidak membuang-buang waktu.
Hanya saja, tahapan Qualifying ini memerlukan tenaga ekstra. Setidaknya tim sales harus melakukan survei atau wawancara dengan calon pelanggan.
Tim sales juga harus berpikir dengan baik apakah produk dan jasa yang ditawarkan memang dibutuhkan oleh prospek. Pertimbangkan apakah mereka memiliki budget atau tidak untuk membelinya.
3. Contacting
Setelah melakukan kualifikasi dan menentukan siapa saja prospek yang sesuai, saatnya tim sales menghubungi mereka secara langsung melalui telepon, pesan WhatsApp, hingga email.
Tapi ingat, pastikan sales menghubunginya pada waktu yang tepat. Jangan sampai membuat calon pelanggan terganggu, hindari spamming, jangan memaksa, dan gunakan bahasa yang persuasif tapi tetap sopan untuk disampaikan.
4. Building Relationship
Selanjutnya, tim sales perlu membangun hubungan dengan para calon pelanggan yang dihubungi. Ini bertujuan untuk meyakinkan mereka terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
Pebisnis memang perlu membangun kepercayaan pelanggan dan ini bukanlah hal yang mudah. Itulah mengapa Sobat MEA perlu menjadi cepat tanggap ketika ada yang bertanya.
Ketika hubunganmu dengan calon pelanggan baik, mereka juga akan lebih yakin untuk membeli produk atau jasamu.
5. Proposal Made
Jika prospek telah memenuhi syarat dan kualifikasi yang telah disampaikan saat sales menghubunginya, inilah saatnya sales memberikan proposal untuknya.
Di dalamnya, jelaskan mengapa produkmu lebih baik dari produk kompetitor, apa manfaat dan keutungannya, dan berapa harganya.
Jika Sobat MEA sudah membuat proposal ini, maka Sobat MEA selangkah lebih dekat dengan penjualan.
Menurut Sales Flare, jika sudah menawarkan proposal. tim sales hanya perlu menunggu keputusan dari calon pelanggan untuk ketersediaan mereka membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Setelah melakukan langkah-langkah di atas, Sobat MEA akan mengetahui jawabannya.
Jika calon pelanggan tertarik untuk membeli produk atau jasamu berarti Soabt MEA ttelah berhasil melakukan penjualan.Tapi jika akhirnya mereka menolak untuk membeli, jangan putus asa dan carilah prospek lainnya.
Cara Membuat Sales Pipeline
Setelah memahami tahapan-tahapan dari sales pipeline, saatnya Sobat MEA ketahui juga cara membuatnya berikut:
1. Perhatikan Calon Pelanggan
Cara pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui siapa target pelanggan. Sobat MEA dapat membuat daftar pelanggan potensial dan mengumpulkan kontaknya. Ini akan memudahkanmu ketika masuk tahapan contacting.
Dalam hal ini, Sobat MEA dpaat memanfaatkan software CRM yang biasa digunakan untuk mengarsipkan data pelanggan.
2. Siapkan Rencana Kegiatan Penjualan
Salah satu ketakutan terbesar seorang sales yaitu target yang tinggi. Hal ini terkadang membuat mereka kurang optimis dan kebingungan harus mulai dari mana untuk menjual produknya.
Maka tim sales dapat merencanakan kegiatan penjualan untuk mengurangi rasa khawatir. Ini juga dapat membuat tim sales fokus pada penjualan sehingga mereka pun akan merasa lebih optimis.
Buatlah rencana kegiatan penjualan ini menjadi seefektif mungkin agar dapat berdampak baik bagi tim dalam mencapai target.
3. Sempurnakan Tahapan Sales Pipeline
Seperti yang MiMe singgung di atas, tahapan sales pipeline bisa berbeda untuk setiap bisnis. Maka jika uji coba dengan membuat beberapa tahapan dan dirasa kurang efektif, tim sales perlu sempurnakan hal tersebut.
Jika rencana kegiatan ada tahapan baru yang lebih efektif untuk meyakinkan pembeli atau follow up pembeli, Sobat MEA bisa menambahkannya.
Dalam hal ini, buatlah tahapan pada sales pipeline yang paling cocok dengan kinerja tim sales dan karakter bisnis yang dijalani. Karena sebenarnya sales pipeline bertujuan untuk memudahkan tim sales untuk memantau proses penjualan.
4.Pastikan Sales Pipeline Selalu di Update
Jangan hanya mengandalkan sales pipeline yang sudah dibuat. Ini akan membuatnya sia-sia jika tidak pernah di update.
Bagi Sobat MEA yang belum pernah menggunakan sales pipeline memang akan merepotkan karena tim sales harus selalu melakukan pembaruan. Tapi jika Sobat MEA paham dengan mengupdate setiap kegiatan pada sales pipeline, ini akan memudahkan proses penjualanmu.
Dengan begitu, Sobat MEA akan tahu berapa prospek yang sudah dihubungi, diberikan proposal, atau sedang menunggu keputusan.
Meskipun awalnya sulit dan merepotkan, tapi jika sudah Sobat MEA sudah terbiasa, maka proses penjualan akan lebih mudah dihadapi.
Demikian informasi mengenai sales pipeline, tahapan-tahapan, hingga cara membuatnya. Bagaimana? Apakah artikel ini dapat memberimu insight baru untuk bisnis? Semoga ini dapat menginspirasimu dan semoga bermanfaat untuk bisnismu!